Jumat, 04 Maret 2011

MAKALAH PEMBORAN

TUGAS AKHIR
TEKNIK PEMBORAN
SEKSI : 69654

“ LAPORAN PERENCANAAN PEMBORAN GOSSAN ”



DOSEN :
MULYA GUSMAN, ST ., MT






Oleh:
Richo Arie Setiawan
03408 / 08
Program studi Teknik Pertambangan




FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

A. LOKASI DAERAH EKSPLORASI

Berdasarkan data survey yang di dapat sebelumnya yaitu bahwa lokasi daerah eksplorasi secara atministaratif terletak di daerah,Kabupaten Tanah Datar ,Provinsi Sumatera Barat dan lokasi eksplorasi secara geografis terletak pada koordinat 1000 38’ 50” – 1000 45’ 77” E dan 00 02’ 61” S - 00 08’ 78” S. Dimana lokasi ini dapat di tempuh melalui Kota Sawahlunto maupun dari Batu Sangkar menuju Talawi , dan dari talawi ke lokasi dapat di tempuh melalui jalat yang beraspal ke kolok , dan dari kolok bisa di tempuh denngan jalan kaki sejauh 18 km sampai ke lokasi eksplorasi.

B. KONDISI MORFOLOGI
Kondisi topografi daerah penyelidikan (Gambar 1) merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian maksimum berada pada elevasi 2880 m dpl. Puncak maksimum ini berada di daerah selatan dan akan melandai ke arah utara. Daerah utara merupakan daerah dengan morfologi yang relatif datar. di bagian utara dari bukit terdapat jalan kendaran roda empat dan bisa menuju desa terdekat.
Aliran sungai mempunyai bentuk dendritik dengan arah aliran menuju ke arah utara. Pada peta topografi dapat dilihat adanya gossan yang membentang pada arah utara-selatan dari daerah penelitian dengan ketinggian berada pada elevasi 2800 – 2820 m dpl. Pada daerah penelitian terdapat 2 buah lokasi penandaan, dimana satu kotak penandaan berdimensi lebih kecil (Woodlawn Test Grid) dan lebih terkonsentrasi pada daerah gssan.







Gambar 1 .Peta Topograf
Gambar 2. Morfologi Daerah Survey

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penelitian


C. Gossan
Merupakan endapan akibat oksidasi dan pengkayaan supergen. Pada mulanya suatu lapisan batuan tertutupi oleh lapisan tanah penutup dan oleh karena adanya faktor erosi maka batuan tersebut tersingkap dan mengalami proses pelapukan. Jika yang tersingkap tersebut mineral sulfida maka mineral tersebut akan mengalami oksidasi dan pelarutan oleh air hujan. Adanya komposisi asam sulfat pada air hujan akibat pelarutan sebagian unsur mineral atau yang berasal dari pencemaran udara menyebabkan air hujan tersebut akan melarutkan mineral-mineral lain pada bjih sehingga akan tercuci dan air pelarutan ini akan mengalir terus kebawah sehingga akan mempekaya lapisan lapisan bijih pada bagian bawah sampai pada batas muka air tanah, yaitu bagian yang tidak terjangkau oleh zona oksidasi.
Bagian yang terokdisasi disebut zona oksidasi, sedangkan bagian yang berada dibawah muka air tanah disebut sebagai zona pengkayaan sekunder. Bagian deposit bijih yang masih utuh disebut sebagai zona primer atau zona hipogen.
Pengaruh oksidasi terhadap mineral yaitu pelapukan dan bagian mineral yang terlarut pada media air hujan akan membentuk endapan baru pada bagian bawah. Teksturnya menjadi rusak dan tidak utuh lagi sedangkan bijih sisanya yaitu yang tidak terlarut akan menjadi berongga-rongga. Limonit yang terbentuk akan memberikan warna karat pada singkapan mineralnya yang dikenal dengan nama gossan (Gambar 4).









Gambar 4 Posisi Singkapan

D. Tujuan Pemboran
Tujuan Pemboran Eksplorasi pada daerah prospek ini adalah untuk mendapakan data-data yang akan digunakan untuk :
• perhitungan cadangan
• perhitungan kadar
• keperluan geoteknik, dan
• mengetahui kondisi muka air tanah



E. Ringkasan kondisi
Berdasarkan data-data yang ada di atas di dapat bahwa data-data yang perlu di perhatikan dalam melaksanakan perancanaan pemboran yaitu :
• ketingian lokasi pengeboran Gossan berada pada elevasi 2800 – 2820 m dpl
• ketinggian maksimum perbukitan berada pada elevasi 2880 m dpl ,
• kekerasan batuan lokasi sedang-keras
• kondisi Morfologi yaitu bagian selatan lokasi memiliki puncak maksimum dan ke- arah utara keadaan morfologinya relative melandai
• menuju ke lokasi relative agak sulit namun kendraan roda 4 masih bisah lewat

F. Persiapan Pemboran Eksplorasi
1. Penentuan Lokasi titik pemboran
Dalam melakukan pengeboran terlebih dahulu di plotkan ke dalam bentuk peta sehinga perencanaan pemboran akan lebih jelas.















Gambar 5 Peta Rancana Penetapan Titik Pemboran
Dalam perencanaan pemboran ini sistem pengeboranya mengunakan sistem pola segitiga sebab berdasarkan lokasi topografi nya yang bergelombang, sehinga agak menyulitkan melakukan pengeboran dan dalam mengunakan pola segitinga ini, akan memudahkan melakukan pengeboran pada titik-titik perencanaan pengeboran tersebut . jarak antar lubang bora adalah 30 m sampai 50 m.
Penempatan titik pemboran di lapangan mungkin tidak sesuai dengan apa yang di plotkan pada peta ,itu bisa saja terjadi karena kemungkinan hal yang tidak di inginkan. Penyebaran lubang bor di intensivkan kearah utara karna kea rah sealatan merupakan perbukitan agak terjal sehinga lebih mempermudah pengeboran. Dan sarana transporetasi.

2. Base camp

Base camp merupakan hal yang sangat penting sekali dalam perencanaan pengeboran ini. Base camp itu sendiri terdiri dari dua jenis yaitu base camp permanen dan temporary, base camp permanen yaitu base camp yang merupakan kanor utama di lapangan.Base camp ini di temnpatkan tidak jauh dari akses jalan roda empat namun juga di usahakan tidak jauh juga dari lokasi pengeboran. Dalam rencana pemboran ini base camp permanen di dirikan ke arah utara dari singkapan gosaan karena di arah utara keadaan morfologinya relative datar dan dekat dari jalan dan masalah kebutuhan akan air maka di base camp permanen tersebut di buat air sumur dangkal sebab lokasinya relative rendah dan tidak terlalu di perbukitan.
Base camp temporary adalah base camp yang berpindah pindah karena selalu ada di dekat lokasi titik pemboran dan base camp ini berfungsi untu tempat penginapan halpper dan juga tempat alat mesin bor dan juga tempat peralatan pemboran yang merasa di perlukan untuk melakukan pengeboran pada lokasi- lokasi titik bor dan yang terutama penting sekali base came temporary harus dekat dengan sumber air yang bersih. Sehinga base came tersebut di bangun atau didirikan dekat pada aliran sungai atau anak sungai yang berada di dekat rencana pemboran.

3. Peralatan Pemboran
Peralatan pemboran yang akan di gunakan adalah peralatan pemboran yang sesuai dengan keadaan di lapangan agar nantiknya tidak menyulitkan pekerjaan pemboran dan tujuan nya adalah untuk pemboran ekplorasi detail . berikut ini adalah perlengkapan – perlengkapan pemboran yaitu
a) Peralatan utama
Mesin bor
Merk / Type : Yosida Portable Drilling / FT-200
Jenis Rig : Hydraulic Top – Drive / Skid mounted
- transmission : 1 : 2
- rotary speed max. : 200 Rpm
- lifting torque : 240 kgf
- rotary torque : 140 kgf
Kedalaman pemboran :170 m

Gambar 6. Mesin Bor Yang Akan di Gunakan
Pompa lumpur
Merk / Type : SP – 700 / Horizontal Double Cylinder Reciprocated
Discharge capacity : 320 L/min
Max discharge Pressure : 3 (Mpa)
Suction bore : 75 mm
Horse power : 20 HP
Cylinder diameter : 110 mm
Piston stroke :80 mm



Gambar 6. Pomapa Lumpur Yang Di Gunakan

Wireline rods
Merk / Type : Yoshida
Ukuran dia. : BQ
Panjang rods : 3 meter

Gambar 7. Wireline Rods

Wireline core barrels
Merk / Type : Goldfields / Q-series


Gambar 8. Wireline Core Barrels

Core bits
Merk / Type : Altas Capco / CMC
Jenis : Tungsten Core Bits
Ukuran : BQ

Gambar 9. Core Bits

Core barrels
Merk / Type : Goldfields / N-series
Jenis : Double Tube Stationery Inner Tube Core Barrels
Ukuran Dia. : BQ
Panjang Core : 1,5 meters


Gambar 10. Wireline Core Barrels
Water swivels
Merk / Type : Yoshida / TMA
Carrying Capacity : 5769 kg
Max. Rec. Working Speed : 2300 rpm


Gambar 11. Water Swivels

Hoisting plugs
Merk : Yoshida
Carrying Capacity : 5789 kg

Gambar 12. Hosting Plugs





b) Peralatan tambahan
Adapun beberapa peralatan tambahan yang di rasa di perlukan nantiknya di lapangan dalam proses pemboran yaitu :
• Safety foot clamps
alat ini berguna untuk menahan batang bor pada saat menurun dan menaikan rangkaian batang bor.

Gambar 13. Safety foot clamps

• Penyambung rood
Alat ini berguna untuk penyambung rangkaian batang bor dan juga untuk penyambung batang bor dengan alat lainnya.

Gambar 14. Penyambung rood

• Fishing tools (pemancing)
di gunakan untuk menangkap batang bor atau tabung penginti yang tertinggal di dalam lubang bor.jenis-jenis fishing tools yaitu.
 Rod Recovering taps dipergunakan
 Bell Taps
• Kunci pipa
Adapun jenis-jenis kunci pipa yang di pergunakan dalam kegiatan pemboran ini yaitu :
a. Pipe Wrenches ( kunci inggris )

Pemasangan dan membuka pipa
Gambar 15. Pipe Wrenches
b. Chain Pipe Tongs

Gambar 16. Chain Pipe Tongs
c. Full grip wrenches

Gambar 17. Full grip wrenches
d. Parmalee wrenches

Gambar 18. Parmalee wrenches
• Pompa air
Berfungsi untuk memompa air dari sungai

• Dan peralatan penunjang lainnya
4. Peralatan logging
Dalam perencanaan pemboran ini yang mana tujuan nya adalah untuk mencari endapan berharga maka jenis Log yang di gunakan yaitu jenis Log Lithologi.
Log litologi yaitu log yang bertujuan untuk mengetahui lotilogi yang tertembus oleh lubang bor. Log litologi yang akan di pergunakaan yaitu :
a. Log Spontanneous Potebtial ( SP )
b. Log Gamma Ray
c. Log Caliper
Merk / Series : Caliper Chronograph / TAG
Panjang Kabel : 250 mete
5. Personil Pelaksana
Adapun personil yang di butuhkan dalam kegiatan pembiran explorasi Gosaan ini adalah yaitu :
• Manager Projecek
• Atministrasi keuangan
• Ahli geofisika
• Ahli geologi
• Ahli eksplorasi
• Super visor
• mechanic
• driller
• halpper























Gambar 19. Struktur Organisasi Pekerjaan pemboran





G. Pelaksanaan Pemboran

1. Mobilisasi Peralatan dan Personil

Lokasi rencana pemboran tidak bisa di tempuh dengan kendaran roda empat namun kendaraan tersebut hanya bisa sampai ke desa kolok sedangkat untuk berikutnya harus mengunakan alat berat untuk sampai ke lokasi pemboran, maka perencanaan masalah mobilisasi peralatan ini yaitu peralatan pemboran di angkut dengan alat transportasi berupa mobil truk bak tertutup dari gudang perusahaan ke lokasi, melalui desa talawi dan mobil truk tersebut hanya bisa sampai ke desa Kolok untuk seterusnya peralatan - peralatan pemboran tersebut di angkat dengan alat berat yaitu dozer kelokasi serta dengan alat berat Dozer ini bisa sekaligus membuat jalan ke lokasi pemboran , untuk peralatan yang lainnya bisa mengunakan tenaga manusia dengan memperkerjakan masyarakat yang ada di sekitar lokasi sekaligus bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat local.

2. Setting Peralatan Pemboran, Pembuatan Bak lumpur, Pengadaan air supply pemboran

lokasi rencana pemboran termasuk lokasi yang agak sulit karna keadan morfologi kearah selatan dari singkapan relative tidak datar , dan mungkin ada yang tidak sesuai titik pemborannya dengan apa yang telah di rencanakan pada peta titik pemboran sebab lokasi titik pemboran ada yang terjal yang tidak memungkinkan melakukan pemboran namun bisa di pindahkan lokasinya tidak jauh dari rencana titik pemboran tersebut.

Untuk seting peralatan pemboran ada hal-hal yang perlu di lakukan yaitu :


a. Pembutan sarana jalan ke titik pemboran
Sebelum melakukan pemboran pada titik pemboran pertama maka terlebih dahulu di buat sarana jalan yang memadai untu alat pemboran ke lokasi titik pemboran.

b. Penyetingan peralatan pemboran
Setelah sampai ke lokasi titik pemboran maka alat pemboran dirikan pada lokasi titik pemboran tersebut namun terlebih dahulu bersihkan dan ratakan tanah pada sekitar rencana titik yang akan di bor dan juga untuk alat pompa juga tempatkan pada lokasi yang di pastikan aman dan peralatan lainya. Unuk kemiringan pemboran di dalam rencana pemboran ini tidak di gunakan namun hanya melakukan pemboran vertikal lurus ke bawah permukaan tanah.

c. Pembuatan kolam penampungan lumpur ( mud pit )
Pertama – tama hal yang perlu di lakukan yaitu pembebasan lokasi dari vegetasi dan setelah itu lakukan perataan pada lokasi yang akan di buat kolam penampungan lumpur ( mud pit ) setelah itu buat dua buah kolam penampungan yaitu kolam pengendapan untuk pengendapan hasil pemboran sebelum lumpur masuk ke kolam penampungan dan satu lagi kolam penampungan yang mana fungsinya yaitu lumpur darai kolam pengendapan akan di masukan ke kolam penampungan.
Untuk ukuran kolam pengendapan yaitu 1m x 1m dengan kedalaman 0,5 m dan untuk kolam penampungan ukuran yang akan di buta yaitu 2m x 2m sedangkan untuk kedalamannya 1,5 m. Dinding dari kolam tersebut di baluti dengan plastik ukuran tebal sehinga tidak jadi kebocoran dan tidak merusak lumpur hasil pemboran tersebut.
d. Persiapan sumber air untuk pemboran
Untuk persiapan air untuk pemboran yaitu dari sungai atau anak sugai yang terdekat dari titik pemboran dengan menggunakan pompa air suplai , namun jika tidak memungkinkan maka di siapkan bak penampungan air atau tangki penyimpan air.
Yang terutama sekali dalam penempatan alat bor yaitu harus di letakan pada lokasi yang memadai untuk alat tersebut dan ciptakan lingkungan pekerjaan yang rapi dan layak , sehinga pekerjaan menjadi lebih nyaman dan nyaman.

3. Metoda Pemboran

Dalam rencana pemboran ini, mesin yang di gunakan yaitu mesin rotary drilling rings dan metoda pemboran yang di gunakan yaitu metoda rotary-hydroulic dengan pengerak top driver.tujuan utama dari pemboran ini yaitu untuk mendapatkan inti core .dan untk panjang core barel yaitu 1,5 m otomatis hasil core yang di dapat juga 1,5 m .
Untuk pengangkatan core atau inti bor pada core barrel di gunakan tali kawat atau wireline core barrel melalui lobang pipa dengan kabel sehinga core barrel terangkat ke atas dengan menarik kabel line tadi setelah itu inti bor di ambil dan pemboran bisa di lanjutkan lagi.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemboran ini adalah
• Perhatikan terus hasil dari pemboran tersebut yang mana bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi dari pemboran tersebut , salah satunya yaitu melihat warna ,material dan yang lainya.
• Masalah penaganan core yang kurang baik
• Inklinasi lubang bor yang tidak sesuai dengan kemiringan lapisan
• Tekanan hydroulic tidak boleh terlalu ditekan, karena hal ini akan mengakibatkan patahnya inti bor, selain itu jika tekanan terlalu besar, akan mengakibatkan deviasi lubang bor.
• Putaran dari stang bor jangan terlalu cepat tetapi juga jangan terlalu lambat. Jika terlalu cepat akan mengakibatkan patahnya inti bor atau bahkan stang bor. Jika terlalu lambat juga tidak disarankan, karena kemajuan dari pemboran akan lambat.
• Dan juga yang perlu di amati yaitu Core recovery yang mana di usahakan Total core recovery (TCR) nya yaitu 90%







H. Penanganan Sample


untuk masalah penaganan sampel ini harus di lakukan dengan secermat mungkin karena apabila hal ini terjadi kesalahan maka kemungkinan hal yang terjadi yaitu nya
• Kesalahan dalam penentuan kedalaman zona endapan
• Kesalahan dalam penentuan ketebalan endapan
• Kesalahan dalam penentuan kadar atau kualitas endapan
• Terjadinya salting yaitu terjadinya peningkatan kadar akibat masuknya material lain
• Terjadinya dilution yaitu terjadinya pengurangan kadar akibat masuknya pengotor

Dari kegiatan pemboran ini hal yang utama di perlukan yaitu inti bor atau inti core karna dari inti core ini nantiknya bisa melakukan estimasi sumberdaya yang ada baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif serta juga bisa mendapatkan sebaran endapan tersebut . untuk penaganan sampel maka di perlukan core box untuk penyimpanan sampel tersebut , karna sampel yang di dapat berupa silinder padat yang panjang nya sampai 1,5 sehinga midah untuk patah atau hancur. Hal yang perlu di perhatikan dalam penyimpanan sampel dengan core box yaitu pertama tiap core box haruslah di beri kode tiap satu lubang bor dan tiap kedalaman lubang bor yang di ambil corenya sehinga memudahkan dalam pendataan sampel dan penyimpananya atau pun dalam pengujian di laboratorium.

Gambar 20. Core Box

Untuk penaganan sampel hasil cutting yaitu dengan mgumpulkannya dalam kantong- kantog sampel yang mana cutting di hitung tiap 1 m kedalaman peboran dan kantong sampel cutting tersebut di beri tanda atau kode tiap- tiap sampel satu lubang bor dan kedalamannya.
Dalam penganbilan sampel ini mengunakan pola acak (random) sebab di sesuaikan dengan keadan morfologi lingikungan memboran yang relative tidak datar dan ada permukaan yang terjal serta curam , tergantung pada titik pemborannya . Pola acak ini lebih memudahkan dalam pengambilan sampel.


I. Pengujian Geofisika

Informasi geofisika di interperetasikan berkaitan dengan pola-pola geologi seperti jenis batuan ,struktur ,urutan stratigrafi, dan mineralisasi bijih. Metoda geofisika bekerja berdsarkan kondisi atau sifat fisik bahwah permukaan bumi .beberapa metoda logging yang di gunakan pada kegiatan ini yaitu

a. Log Spontanneous Potebtial ( SP )
Yaitu pencatatan perbedaan potensial antara elektrode tetap di permukaan dengan electrode yang bergerak di dalam lubang bor.

Gambar 21. Contoh hasil Log SP
Kegunaan log ini yaitu untuk :
• mengidentifikasi lapisan-lapisan permeable
• memberikan indikasi kualitatif lapisan serpih
• menentukan nilai resistivitas air formasi

b. Log Gamma Ray
Log ini berupa kurva dimana kurva tersebut menunjukan besaran intensitas radioaktif yang ada dalam formasi .
Adapun kegunaan gamma ray yaitu :
• Evaluasi kandungan serpih
• Menentukan lapisan permeable
• Evaluasi biji mineral yang mengandung unsure radioaktif
• Korelasi antar sumur
• Evaluasi lapisan mineral yang bukan radioaktif

Gambar 22. Contoh hasil Log Gamma Ray dan peralatan Gamma Ray









c. Log Calliper
Log ini berfungsi untuk mengetahui diameter lobang bor dan juga dengan log ini juga dapat mengidentifikasi rekahan serta juga membedakan formasi keras dan lunak. Serta juga bisa menunjukan lapisan endapan berharga di bawah permukaan tanah. Log caliper ini mengunakan sinar gamma.

Gambar 23. Contoh hasil Log Caliper dengan Log Density dan Log Neutron

Dalam log caliper ini ada terdapan kelemahanya maka dapat di imbangi atau di tutupi dengan Log Density dan Log Neutron sehinga menghasilkan data yang lebih bagus dan sempurna. Log Density adalah log yang menunjukan kurva besarnya densitas dari batuan yang di tembus lubang bor. Sedangkan Log Neutron yaitu menembakkan partikel neutron berenergi tinggi ke dalam formasi secara teris menerus dan konstan dari suatu sumber radioatif yaitu sinar gamma .

J. Perkiraan Estimasi Biaya


Untuk estimasi biaya dalam perencanaan pemboran ini sepertinya lumayan besar dana yang akan di keluarkan oleh perusahaan yang akan melakukan kegiatan pemboran ini. Adapun langkah pertama untuk melakukan estimasi biaya yaitu di tentukan dulu kira-kira berapa bulan kegiatan pemboran ini di laukan dan berapa pekerja-pekerja yang terlibat dalam kegiatan pemboran ini , harga sewa alat berat dozer , alat perangkat pemboran serta biaya tak terduga lainya.
a. Lama kegiatan penambangan
Berdasarkan jumlah rencana titik pemboran yaitu 33 titik dan untuk target 1 titik lubang bor di butuhkan kira-kira 5 hari kurang lebih yang mana di dalamnya meliputi kegiatan ke lokasi titik pemboran,pembersihan lahan,pendirian alat bor dan pembutan Base camp temporary dan lain-lainnya.

Jam kerja = 1 hari 8 jam,1 bulan 29 hari,1 tahun 12 bln
Jadi lama kegiatan pemboran untuk 33 titik = 33 x 5 hari = 165 hari = 5,67 bln
Di genapkan jadi 6 bulan.

b. Alat berat dozer
untuk peralatan dozer tidak perlu menyewa karna perusahaan telah ada alat berat sendiri (dozer) hanya membutuhkan biaya perawatan dan minyak BBM
biaya kira-kira untuk 6 bln yaitu Rp 14.000.000 ,00 sudah di lakukan hitung-hitungan minyak BBM dan perawatan termasuk Oli

c. Biaya pemboran
Untuk biaya pemboran di hitung berdasarkan per satu meter
Biaya pemboran per 1m yaitu Rp 50.000,00
Untuk 1 titik bor di perkirakan memiliki kedalaman 100 m pemboran
Maka 33 titik x 100 m = 3300 m
Biaya keseluruhan pemboran = 3300m x Rp 50.000 ,00 = Rp 165.000.000 ,00
Untuk biaya inti cor = Rp 70.000 di hitung setelah di ketahui jumlah inti cor yang di dapat dalam satuan meter .
Untuk biaya pemboran ini nantiknya apa yang tertulis di kertas kemungkinan tidak sama seperti apa yang kenyataan di lapangan. Ini bisa terjadi akibat kemungkinan beberapa factor salah satunya factor keadan geologi dan lain-lainnya

d. Biaya pekerja
untuk biaya pekerja yaitu :
• Ahli geofisika biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 70.000.000
• Ahli geologi biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 60.000.000
• Ahli eksplorasi biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 70.000.000
• Super visor biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 40.000.000
• Mechanic biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan = Rp. 28.000.000
• Driller biaya kontarak nya kira-kira untuk 6 bulan adalah = Rp. 28.000.000
• Halpper yang bekerja kira-kira 6 orang dan gaji per hari Rp. 50.000 jadi biaya untuk 6 bulan = 174 hari x Rp. 50.000 = Rp. 8.700.000
Jadi keseluruhan biaya pekerja selama 6 bulan adalah Rp. 322.700.000


e. Biaya konsumsi
Biaya konsumsi untuk 6 bulan kira-kira = Rp 35.000.000

f. Biaya tidak terduga
Untuk biaya tidak terduga kira-kira =Rp 20.000.000 selama 6 bulan pekerjaan di lapangan.

Jadi estimasi dan perkiraan biya keseluruhan adalah : biya BBM dan perawatan serta oli untuk 6 bulan + biaya pemboran + biaya pekerja selama 6 bulan + Biaya konsumsi selama 6 bulan + biaya tak terduga =
Rp 14.000.000 + Rp 165.000.000 + Rp. 322.700.000 + Rp 35.000.000 + Rp 20.000.000
= Rp 556.700.000 ,00
Total estimasi biaya keseluruhan yaitu Rp 556.700.000 ,00


Total biaya keseluruhan yang berdasarkan hitung - hitungan di atas kertas ini hanyalah perkiraan atau hanya biaya kotornya saja , dan kemungkinan nantiknya pada kenyataan di lapangan tidak sesuai dengan perkiraan estimasi biaya ini. Namun kemungkinan besar biaya kenyataan nantik di lapangan mungkin tidak jauh dari hitung-hitungan perkiraan estimasi biaya ini, dan sebaiknya nantik setelah kegiatan pemboran ini selesai, di lakukan lagi hitung-hitungan estimasi biayanya sehinga lebih jelas dan bisa di lihat dana tepat sasaran atau tidak. Maka dari pada itu di lakukanlah perhitungan perkiraan biaya estimasi selama kegiatan pemboran ini untuk meminimalisir hal-hal yang tidak di inginkan tersebut.